Di dalam riuh
tawa hari rabu
Getaranmu
memancar di pojokan kedai
Seperti ku kenali
getaran itu
Getaran yang
selalu menyisakan tanya
Getaran yang
selalu memperdaya
Ah, rupanya benar
itu kau
Perempuan
berkerudung pink
Rupamu memang
berbeda saat selasa
Tapi getaranmu
sama
Kali ini kau
bersama kawananmu
Ada satu lelaki
duduk di mejamu
tapi ku yakin itu
bukan lelakimu
karena tak ada
wanginya di bajumu
Dari tempat ku
duduk
Kunikmati semai
tawamu
yang mekar dalam
guyonan kawananmu
Hai Puan, kau
sungguh tak sopan
Ada pejuang tawa
itu di depan
Dikira guyonannya
kau tertawakan
Padahal kau
abaikan
Memang mending
kau abaikan
Kalau rekah
tawamu menyemai seruangan
Senyumku bisa
kelabakan
Malam itu rabuku
riang
Kekagumanku diam
menembang
Selayang
pandangmu dari seberang
Ah, anganku
terbang girang
lalu meliuk biru
Wahai Puan,
mengapa buru-buru?
Belum sempat
anganku
merasuki inginku mengurai
tanda tanyamu
Rabuku riang
membiru
Meski mata kita
sempat berkenalan
Tanda tanya itu namamu
0 komentar:
Posting Komentar