Tampilkan postingan dengan label Sesaji Kisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sesaji Kisah. Tampilkan semua postingan

Senin, 09 Juli 2018

Sampan Yang Renta

0 komentar


sampai mana pandangan mata kalau tak sampai hati
tak tangis yang merekah?
sampai mana kepekaan rasa kalau merasakan saja
tak rasarasa yang buncah?

sampai tua jua tak sampai sampai
sampan yang renta
kala genta gementa derita
suka duka luka cita

tak sampai
di leburnya Cinta

Senin, 06 November 2017

Bingung Rindu

0 komentar

Bingung aku kalau tak lagi rindu
Napas luput dari sadar tak beraturan
Sesak di dada bagai jalanan macet jam pulang kerja
Kembang kempis dadaku dipompa ragu-ragu

Bingung aku kalau tak lagi rindu
Sandal kaki kiri kupakai di kaki kanan
Sandal kaki kanan kupakai sarung tangan di tangan kiri
Tangan kananku angkat tangan tak karuan

Bingung aku kalau tak lagi rindu
Gagap kata-kata yang lancar di kepala
Gugup rasa-rasa yang mancar di dada
Gegap diriku menggempita tak teduh

bingung
        bingung
                    bingung
kalau tak lagi rindu
apa kebingungan ini kerinduan yang membingungkan?
atau kebingungan ini rindu yang rindu dirindukan sampai membingungkan bingung yang kebingungan?
apa rindu dan kerinduan ini memang membingungkan?

Ck, hah!
Binguung binguuung
Bingung.

Selasa, 31 Oktober 2017

Matahari Pagi

0 komentar

Ah, matahari pagi.
Apa kabar?
Lama kita tak bersalaman
kulitku rindu sinarmu.
Yang hangat dan kadang panas
dan sebabkan butir-butir peluh.

Dan justru itu yang kurindu
sebab kamarku sebarkan butir-butir
jenuh
yang siap mengembang menutupi
pori-poriku.

Sorry ya, matahari pagi.
Masih sering lalai kuberterimakasih
sebab tetekbengek di sini
memendungkan langitku.
Dan samar sinarmu terhalau
gedung-gedung berkaca galau.

Namun tak jemu jua kamu
menerangi gelapnya siangku
sedang kuseringkali jemu
menyapamu, saudaraku.

Kamis, 26 Oktober 2017

Orang-Orang Yang Menanti

0 komentar

Orang-orang yang menanti
ialah mereka yang menghidupkan hidup
bermetamorfosa.

Mereka meramaikan rumah-rumah ibadah tanpa pernah sesumbar
di toa, di postingan sosial media, dan di telinga-telinga cangkang.
Bahkan tanpa pernah memandang rendah,
menyalahkan lalu meneriakiku
yang hanya meramaikan toiletnya.

Mereka memenuhi tangan para pengemis dengan recehan tanpa
merasa kasihan, memberi memang sudah waktunya memberi.
Tanpa menimbang-nimbang itu pengemis palsu atau bukan. Tanpa menimbang-nimbang itu pengemis jackpotnya pahala atau dosa
seperti yang jarang kulakukan.

Mereka ada di pasar-pasar, menjajakan dagangan dengan
pijakan ketulusan. Mengambil untung dari ketelitian dan ketekunan sendiri
tanpa mengakali timbangan, ketidaktahuan pembeli, dan memanfaatkan kelangkaan barang dagangan
seperti yang sering kulakukan.

Mereka menghibur para penonton yang haus kesegaran pandangan
dengan keindahan. Merasa sudah kewajiban
berkarya dengan hati nurani dan menggugah arus bawah
tanpa sambat, pun tanpa merasa kebebani, seperti yang
jarang kurasakan.

Mereka ada di sawah-sawah, mengolah tanah,
lalu menanaminya dengan padi hari esok,
meski nama dan keringatnya seringkali merugi
saat panen. Mereka pantang berelegi atau memaki-maki
mereka yang masih sering membuang-buang nasi sepertiku.

Mereka meramaikan jalanan dengan modal jajanan,
atau koran, atau gitar usang, atau bahkan hanya dengan
tengadah tangan. Dengan ketekunannya mereka sindir
kepongahan para kendaraan yang asap knalpotnya menyemerbak
bau keserakahan ambisi medikari pemiliknya, seperti bauku.

Mereka membimbing dari depan, mengawal dari belakang,
bahkan menemani pejalan malam yang rindu matahari pagi,
yang sorot matanya lampu ublek, yang terseret-seret langkahnya
dengan sepatu tanpa sol, yang sering mendongak berjalannya.
Tanpa pernah terima disebut pemandu fajar, seperti yang kuinginkan.

Merekalah
orang-orang yang menanti
dan menikmati berseminya kebun Cinta
nanti.

Selasa, 24 Oktober 2017

Gambaran Kaki Lima

0 komentar

Ada dua pedagang di perempatan
sama-sama dagang makanan.
Yang satu sate ayam.
Yang satu sate ayam.
Seorang pembeli datang.
Bergumam:
harus kubagi agar
masing-masing mereka dapat uang

Ada tiga pedagang di perempatan.
Seorang pembeli kebingungan.
Ketiga pedagang berharap:
ia tak jadi pedagang keempat.

Jumat, 20 Oktober 2017

Tanda Tanya Tentang

0 komentar

Tanda tanya tentang samudra
berhembus bagai angin
menerpa rambut kusutku
tanpa uban yang tumbuh.

Tanda tanya tentang angin
mengalir bagai kali
berhuluhilir dalam dadaku
tersumbat bulu busung bubung.

Dan tanda tanya tentang tandatanyaku
menderu arus lalu bertalu-talu
berngiang dalam mega-mega mendung
tanpa rindu yang syahbadidu.

Rabu, 18 Oktober 2017

Kepada Kamu, 2

0 komentar

Kepada kamu, diriku
dengarkanlah lagu itu
sudah keseringan langkahmu
mengabai tak acuh

Sadarkah kamu, diriku
dalam perjalanan pulang ini
langkah-langkahmu mencuri
dengar alunan nada dan ritme itu
Dan berdendanglah suaramu
terhentaklah kakimu
dibuncahkanlah rasamu
menenggelamlah pikiranmu
mengikuti lagu merdu itu

Tiadalah lagu manapun yang
indah
selain lagu itu

Maka sadarlah kamu, diriku
agar langkah-langkahmu
tak tuli tertutupi
kepongahanmu
dalam mendengarkan lagu
yang syahbadidu

Senin, 16 Oktober 2017

Ngelindur Siang Bolong

0 komentar

hitam legam mata malam
tajam kuliti temaram pualam

semilir angin di ruangan
hantarkan hening ke permukaan

malam berkata tak tertata
beranta menata tata antah
entah jadi antah berantah
atau malah bertahta

tenggelam dalam hening
lubuk bertumpuk dikeruk
seruak titik pendar semesta
gegap gempita tersita
senyap remang batas melenyap

gelegar tagar menggetar
aliran racun meracau kacau
mengucur bergetar susur
luntur rasa bertutur
        makna
            memaknai
                dimaknai
            memaknai makna
        dimaknai
    dimaknai makna
        memaknai
cerita
    gulita
        pelita
            gulita
        cerita
    pelita.

O, Semesta!
Tahta bertitah!