Selasa, 31 Oktober 2017

Matahari Pagi


Ah, matahari pagi.
Apa kabar?
Lama kita tak bersalaman
kulitku rindu sinarmu.
Yang hangat dan kadang panas
dan sebabkan butir-butir peluh.

Dan justru itu yang kurindu
sebab kamarku sebarkan butir-butir
jenuh
yang siap mengembang menutupi
pori-poriku.

Sorry ya, matahari pagi.
Masih sering lalai kuberterimakasih
sebab tetekbengek di sini
memendungkan langitku.
Dan samar sinarmu terhalau
gedung-gedung berkaca galau.

Namun tak jemu jua kamu
menerangi gelapnya siangku
sedang kuseringkali jemu
menyapamu, saudaraku.

0 komentar:

Posting Komentar