Rabu, 16 Agustus 2017

Kawan Seperjuangan


Serangkaian besi bernama becak itu
kawanku
Kawan arungi ganasnya aspal beku
Bersamanya,
di bawah kemencak terik matahari
tiap kayuhan berdikari
Peluh jadi rias diri
Bengek nafas menjadi-jadi
itu semua pelumas hati

Pada masanya, kami punya banyak teman
Jalanan jadi panggung karya kami
Sekarang jalanan didikte perubahan
Kawanku dibilang ketinggalan zaman
Ia dibilang penyebab kemacetan,
tidak enak dipandang,
dan segala pembenaran
yang katanya kemajuan zaman
Kawanku heran,
"Mereka itu ribut soal polusi,
tapi aku disuruh mati.
Lalu mereka mau kau ikuti?"
Tenang, kawan
Kau takkan ku bajui mesin
Kakiku masih sanggup
bermesraan dengan pedalmu

Kami berterimakasih
pada mereka yang masih mau
menanggap kami
Tapi mbok ya
jangan sering-sering bikin makan ati
Ongkos tiap putaran gear pakai kaki
jangan disamakan dengan
ongkos tiap putaran gear pakai mesin
Tapi ya mau bagaimana lagi?
Bolehlah sini!
Si kecil di rumah butuh nasi

0 komentar:

Posting Komentar