Dalam semai mimpi
itu
gemintang lenyap
nyalanya
dilahap gerhana
bulan,
sembari bulan
tetap terang
pancarannya merah
darah beku.
Dalam semai mimpi
itu
Matahari disekap
di hutan hujan
sedang yang
dihadirkan matahari jiplakan
sekadar nama
outlet langganan hari-hari besar.
Di dalam gubuk
Di hutan hujan
Di pojokan sana,
ia
ditutupi matanya
dengan kain hitam
Tangannya
diborgol yang berkunci
sidik jari sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar