Kukenangkan
kecupan manismu di pipi kananku
ketika kurebahkan
badanku di sofa panjang ini.
Kau tanamkan
kecupan ini kala itu, lalu
kupingku
menangkap panggilan sayang lirih
sebagai tanda,
sekarang giliranku ‘tuk ibadah.
Panenlah sekarang
ia. Digandengnya aku
ke saat-saat itu.
Ketika gulungan
ombak kuning
mempererat dan memperhangat
pelukan kita.
0 komentar:
Posting Komentar