Samar-samar gugusan
mega di langit itu
Daun-daun itu
meneteskan gerimis
Angin berjalan
gontai, mendekap tangis
Bulan luput dari
pandangan pilu, o!
di jalanan sini,
gema takbir menggaung agung
menemani
kehadiran tanda tanya
apakah itu
sebabnya semesta menangis?
atau karena
Ramadhan telah pamit?
ada yang
ramai-ramai berkeliling
ada yang
ramai-ramai di masjid
ada yang jalan-jalan
memenuhi perlengkapan lebaran
ada yang dalam
perjalanan menuju kampung halaman
ada yang duduk
sendiri di bangku panjang trotoar
ada yang
menyendiri di emperan ruko
ada yang di rumah
saja, bermimpi mimpi
ada yang di rumah
saja, berdiam diri
ada yang tetap
menjemput rejeki
ada yang tetap
mengais rejeki
Ada yang
tersenyum
dalam gerimis di
punggung langit
Sunyi di sini
berteriak
berontak ia
menolak tidakhadir
dalam nyanyian
Keagungan Cinta
aku di sini
kalang kabut
tertatih menyibak
kabut semesta rasa
entah apa ini
ramai tapi sepi
riuh tapi lirih
menggema tapi
hampa
senang tapi
lenggang
tarian tanpa
ritmis
dalam gerimis
di jalanan sini,
gema takbir menggaung agung
menemani
kehadiran tanda tanya
apa masih pantas
aku menyuarakan takbir
sedang sebulan
terakhir
aku kian megah
terukir?
kian kikir dalam
pikir
kian busung dada
membubung
menggelegar bunyi
petasan
suarakan jua gema
takbir
langitku mendung,
namun hujan
tak kunjung turun
kabut ini
mengaburkanku
lalu menjelmalah
ia jadi tanda tanya
apa memang
kurindukan gerimis, ketika
nyanyian Cinta
menggaung agung?
ataukah itu hanya
perasaan
ingin dipandang
agung, karena
gerimis turun di
langitku ketika malam takbiran?
lalu rangkaian
kata ini untuk apa?
selain
mengungkapkan resah
kebingungan
semesta rasa pengembara?
lalu saat ini
bersukacita untuk apa?
lalu saat ini
berdukacita untuk apa?
sementara suka
dan duka adalah
keutuhan Cinta
aku semakin merasa
tak pantas
sehingga semakin
merasa pantas
menggaungkan
nyanyian Keagungan Cinta
sementara
nyatanya terjerembab
dalam jurang
ketidakpantasan
terpendam
dalam-dalam
Bulan memanggil
dengan tembang
di halaman bilik
mini relung sunyi
rokok ini semakin
mungil
menanti Waktu
dimati, o!
0 komentar:
Posting Komentar