Ini malam minggu
aku duduk di
kursi batu
lalu kudengar
angin mengetok pintu
mengajakku jalan
berkencan dengan
malam, di malam minggu.
Tak kuasa kutolak
ajakannya
suaranya bagai
sinden menembang dhandhanggula sidoasih
(pamintaku nimas sidoasih
anut
runtut tansah reruntungan)
menarikku ke
ambang batas kesadaran
antara iya dan
enggan.
(ayo bareng nimas anglakoni wajib
sidoasih
bebrayan)
Maka ia pertemukan
aku dengan malam
lalu kami bertiga
jalan.
Angin bergelayut
manja di sebelah kanan.
Malam mengenggam
erat tangan kiriku
seolah takut
aku mengenggam
jemu.
Dan langkahku
ramai
oleh bahasa sunyi
mereka.
Apa yang hendak
kucerita?
Mereka berbahasa
sunyi.
Otakku sulit
menerjemahkan lewat kata.
Maka cobalah
sendiri sekali.
Atau berkali-kali
sepertiku
yang sudah jadi
agenda tetap
malam mingguan
bersama angin dan malam.
Meski ada
pasangan atau teman.
0 komentar:
Posting Komentar