Sabtu, 29 Juli 2017

Malam Mingguku

Ini malam minggu
aku duduk di kursi batu
lalu kudengar angin mengetok pintu
mengajakku jalan
berkencan dengan malam, di malam minggu.
Tak kuasa kutolak ajakannya
suaranya bagai sinden menembang dhandhanggula sidoasih

    (pamintaku nimas sidoasih
     anut runtut tansah reruntungan)

menarikku ke ambang batas kesadaran
antara iya dan enggan.

    (ayo bareng nimas anglakoni wajib
     sidoasih bebrayan)

Maka ia pertemukan aku dengan malam
lalu kami bertiga jalan.
Angin bergelayut manja di sebelah kanan.
Malam mengenggam erat tangan kiriku
seolah takut
aku mengenggam jemu.
Dan langkahku ramai
oleh bahasa sunyi mereka.

Apa yang hendak kucerita?
Mereka berbahasa sunyi.
Otakku sulit menerjemahkan lewat kata.
Maka cobalah sendiri sekali.
Atau berkali-kali sepertiku
yang sudah jadi agenda tetap
malam mingguan bersama angin dan malam.
Meski ada pasangan atau teman.

0 komentar:

Posting Komentar