Kamis, 20 Juli 2017

Malam Hari Bagi Pengangguran di Warung Kopi

Warung kopi di bantaran rel
adalah tempatku perbaiki engsel.
Bintang bergandeng mendung jadi atap.
Alas terpal dengan pernik kerikil dan bebatuan.
Sepoi angin, terkadang menyapa lewat laju kereta.

Di meja ini, secangkir kopi susu tanpa gula
diseduh tanpa penyeduh oleh barista desa
tapi nikmatnya bagai mencicipi biduan surga.
Bersama rokok samsoe, ia menemaniku.

Saat ini, yang begini ini
semurah apa pun rokok dan kopi
abu dan leteknya akan ku ratapi
jika purnama tak bertengger di topi.

0 komentar:

Posting Komentar