Cengkerama malam
di bawah bulan
membatu aku
dihitamkan
tangan-tangan
awan
lalaikan angin
bersemayam.
Malam memang
temaram
kantong mataku
berkabut
lobang hidungku
tandus
lidahku terjajah
rasa
mana air mana
arak.
Mabok aku
di bawah sinar
seperempat bulan
racauku lantang
mengalir deras,
sedang sungaiku
tersendat
bongkahan tanggul
bebatuan.
Mabok aku
angin di depan
kuarahkan
tempatku berlayar
padahal kilau
gemintang
lenyap di
langitku.
Mabok aku
wadadiyaar
wamananar
waalalalaladaadaaaar.
Aku sadar
tapi angkuhku
menolak sadar.
Temaram melahap
aku di seperempat
bulan.
0 komentar:
Posting Komentar